Bentrok di Bitung Antar Pro Palestina dan yang Menolak, Kapolri: Jangan Terjadi Lagi

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Bentrok di Bitung Antar Pro Palestina dan yang Menolak, Kapolri: Jangan Terjadi Lagi

Minggu, 26 November 2023



JAKARTA, JMI - Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengingatkan
agar kerusuhan dua kelompok yang terjadi di Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut)
tak terulang. Jenderal Sigit meminta agar semua elemen masyarakat tak
terpancing provokasi.








Ia juga memerintahkan agar aparat keamanan di wilayah tersebut mengusut
pelaku-pelaku kekerasan yang terjadi dalam bentrokan tersebut.



 “Yang jelas, kepada Kapolda, bersama-sama
seluruh stakeholder, agar bersama-sama bekerja untuk mengimbau agar peristiwa
seperti yang terjadi tidak terulang lagi,” kata Jenderal Sigit di Jakarta,
Senin (27/11/2023).



Jenderal
Sigit menyayangkan peristiwa bentrokan yang terjadi antara dua kelompok aksi
damai Solidaritas Bela Palestina, dengan Masyarakat Minahasa yang menentang
aksi tersebut. Apalagi bentrokan tersebut sampai berembet kepada ancaman
kekerasan antarpemeluk agama.



Sigit
mengimbau agar masyarakat di Bitung, pun di Sulawesi Utara sama-sama saling
menjaga kerukunan. Ia meminta agar menghindari segala macam bentuk provokasi
yang menyulut permusuhan lanjutan.



“Jadi agar
kita sama-sama menjaga persatuan, dan kesatuan, jangan ada provokasi-provokasi.
Kita minta semangat yang ada, jangan membuat kita saling memecah belah
kerukunan yang sudah ada,” begitu kata Jenderal Sigit.



Jenderal
Sigit, pun meminta agar aparat keamanan, serta tokoh-tokoh agama, pun adat di
Bitung, serta di Sulawesi Utara saling menjamin dalam memberikan rasa aman bagi
seluruh masyarakat.



“Saya rasa
sampai hari ini, Pak Pangdam, dan Pak Kapolda sudah menanganinya dengan baik.
Dan kita minta agar peristiwa seperti itu, tidak terjadi lagi,” kata Jenderal
Sigit.



Kapolda Sulawesi Utara
Inspektur Jenderal (Irjen) Setyo Budiyanto mengatakan, situasi dan keamanan di
Kota Bitung sudah aman dan kondusif. “Kami sampaikan bahwa, situasi dan
keamanan di Kota Bitung, sejak tadi malam sudah kondusif, aman, dan
terkendali,” kata dia, Senin (27/11/2023). 



Kepolisian, pun kata dia,
berterimakasih dengan para pemangku keagamaan, serta adat untuk sama-sama
bersedia mendeklarasikan kesepakatan damai. Deklrasi damai tersebut, kata dia
sudah dibacakan bersama-sama di GOR Manembo-Nembo Kota Bitung pada Sabtu (25/11/2023)
malam beberapa saat setelah insiden bentrokan. 



Adapun terkait dengan penanganan
masalah hukum, kata Irjen Setyo, tim Polres Bitung sudah menangkap 7 orang
sebagai tersangka yang terlibat kekerasan dalam bentrokan tersebut. 



Ketujuh tersangka itu adalah RP, dan
HP. Serta GK, FL, BI, MP, dan RA. Irjen Setyo menerangkan, tersangka RP dan HP
ditangkap terkait dengan peristiwa kekerasan yang terjadi di kawasan Sari
Kelapa. Dan Tersangka GK, FL, BI, MP, dan RA ditangkap terkait dengan peristiwa
di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bitung. 



Para tersangka, kata Irjen Setyo
dijerat dengan sangkaan Pasal 170 KUH Pidana, dan Pasal 338 KUH Pidana.



Bentrokan dua kelompok terjadi di
Kota Bitung, Sulawesi Utara pada Sabtu (25/11/2023) waktu setempat. Bentrokan
tersebut berawal dari aksi kelompok masyarakat Islam yang diinisiasi oleh
Barisan Solidaritas Muslim Kota Bitung untuk melaksanakan aksi damai dan shalat
ghaib untuk masyarakat Palestina. Konsentrasi aksi kelompok damai tersebut
berada di Masjid Ribathul Qulub Kota Bitung. Pada hari dan jam yang sama,
Kelompok Masyarakat Adat Makatana Minahasa dengan Pasukan Kristen Manguni
Makasiou melakukan Parade Budaya HUT ke-12 ormas tersebut.



Para peserta parade budaya
masyarakat tersebut dilengkapi dengan senjata tajam, dan panah. Dalam sejumlah
dokumentasi para peserta parade budaya itu, membawa serta, dan
mengibar-ngibarkan bendera Zionis Israel.



Sementara kelompok peserta aksi Bela
Palestina, hanya menggelar orasi kepedulian, dan shalat gaib untuk untuk Muslim
Palestina. Para peserta shalat ghaib didominasi para ibu-ibu, perempuan, dan
anak-anak muda yang tanpa membawa benda-benda berbahaya. 



Menurut laporan kepolisian, sekitar
pukul 16:54 WITA kelompok parade budaya memaksa masuk ke kawasan kota di dekat
aksi damai Bela Palestina. Kerusuhan terjadi ketika sejumlah pemuda peserta
parade budaya yang membawa senjata tajam melakukan penganiayaan terhadap
peserta aksi Bela Palestina. 



Peserta parade budaya, pun melakukan
pengrusakan, dan pembakaran terhadap unit ambulan yang mencoba melakukan
pertolongan terhadap peserta aksi Bela Palestina yang menjadi korban
penganiayaan. Hal tersebut memancing kelompok Islam melakukan perlawanan.
Bentrokan maut yang terhindarkan berujung pada tewasnya satu warga, dan membuat
lainnya luka-luka.

 

Sumber : Republika